METODOLOGI PENELITIAN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah
“Metodologi Penelitian”

Disusun Oleh:
Munif Abwani 210312211
Dosen Pengampu:
Drs. Ju’subaidi, M.Ag.
PROGRAM STUDI TARBIYYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
FEBRUARI
2014
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu ilmu pengetahuan itu bisa dinyatakan kebenarannya dengan
melakukan proses-proses tertentu.
Awal munculnya suatu ilmu pengetahuan tidak mudah, harus berbagai banyak
penelitian dan melakukan percobaan agar menghasilkan suatu ilmu yang bagus dan empiris berguna untuk semua orang.
Untuk mencari dan menggali semua itu diperlukan suatu metode yang bertahap
yaitu dengan Penelitian.
Kemudian penting mempelajari ilmu pengetahuan adalah bagaimana keluasan
ruang gerak pengetahuan tersebut berbarengan dengan penelitian itu. Maka dari
itu dalam makalah ini saya akan membahas mengenai “metodologi penelitian”
sebagai pengantar agar lebih mengetahui penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan pengertian metode dan metodologi penelitian?
2. Bagaiman hubungan antara ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian??
3. Jelaskan penelitian ilmiah?
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Pengertian Metode dan Metodologi Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau
cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.
Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.
Jadi metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau dari filsafat,
metodologi penelitian merupakan epismologi penelitian yang menyangkut
dalam melaksanakan penelitian.
Dalam hal ini dijelaskan berbagai
rincian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang meliputi penentuan variabel pokok,
penentuan populasi, penentuan sampel atau teknik pengambilan contoh, metode dan
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.[1]
Metode penelitian ialah strategi umu yang dianut dalam pengumpulan dan
analisis data yang diperlukan , guna menjawab persoalan yang dihadapi.[2]
Sementara kita telah memperkenalkan
metodologi penelitian dalam maknanya teknis belaka. Misal: langsung membahas
populasi dan teknik sampling, merumuskan masalah, mendesain tata relasi,
merancang instrumen kuantifikasi data, dan sebagainya. Banyak para ahli dalam
berbagai teknik tanpa menyadari dia telah menganut filsafat ilmu tertentu.
Metodologi Penelitian berasal dari
kata “Metode”
yang artinya melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi intinya adalah melakukan sesuatu dengan pikiran untuk mencapai tujuan.[3]
Metodologi penelitian membahas konsep teoretik berbagai metoda, kelebihan
dan kelemahannya, yang dalam karya dilanjutkan dengan pemilihan metoda yang
digunakan. Sedangkan, metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang
metoda-metoda yang digunakan dalam penelitiannya.
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metoda-metoda
penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Di lingkungan filsafat,
logika dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. Bila ditata
alam sistematika, metodelogi penelitian merupakan bagian dari logika.[4]
B. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini lebih mengutamakan kemampuan
akal atau olah pikir dan ketangkasan bicara saja, tanpa ada dukungan
pembuktian-pembuktian yang bersifat empiris maupun ajaran tertentu yang dapat
dijadikan dasar pemikiran.
Masa ini merupakan masa dimana metodologi penelitian telah memegang peranan
yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Proses menemukan
solusi atau penarikan kesimpulan dari suatu persoalan yang dihadapi telah
dilakukan menurut cara-cara tertentu, yang sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan, sehingga ilmu pengetahuan yang lahir pada masa ini dapat dijadikan
dasar dalam menuntut kehidupan. Ilmu pengetahuan berkembang semakin maju sejalan
dengan kemampuan manusia dalam mempelajari sebab akibat peristiwa di alam
semesta, yang sejalan dengan fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya.[5]
Penelitian sebagai sarana pembangunan ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam filsafat ilmu, penelitian menduduki satu tahapan
yang disebut epistimologi, yakni suatu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
dengan benar.
Menurut
noeng muhajir, untuk pelacakan ilmu pengetahuan dengan menggunakan pendekatan
penelitian diperlukan adanya pemahaman yang mendasar tentang landasan filosofik
dari berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu pengetahuan. Karena dengan
pemahaman yang sejelas mungkin terhadap suatu konsep dan teori yang berkaitan
dengan temayang akan ditelitisangat membantu dalam mengungkapkan berbagai
indikator dalam persoalan atau problematik dalam penelitian. Penelitian dalam
ilmu pengetahuan sosial memiliki peran untuk mencegah penyalahgunaan hasil
penelitian dalam ilmu pengetahuan alam
dan menyalurkannya dalam hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat [6]
Ilmu pengetahuan memiliki sifat
utama yaitu tersusun secara sistematik dan runtut, dengan menggunakan metode
penelitian. Karenanya sementara orang mengganggap perlunya memiliki sikap
ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut. Atau dengan kata lain ilmu
pengetahuan memilikia tiga sifat utama tersebut, yaitu
Ø Sikap ilmiah
Ø Metode ilmiah
Ø Tersusun secara sistematik dengan runtut.
Sikap ilmiah menuntut orang utuk
berfikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut orang dituntut dengan cara
tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya cara tertentu itu
disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan
dapat disusun ilmu pengetahuan sistematik dan runtut.[7]
Menurut Tejoyuwono (1991) metodologi
penelitian merupakan penelitian yang bersistem yang berarti penelitian yang
dikerjakan secara kontekstual. Selanjutnya ia berkata konteks penelitian
tersusun atas unsu-unsur:
a.
Filsafat,
yang menjadi pangkal pikiran.
b.
Berfikir,
yang membentuk gagasan dasar atau konsep.
c.
Nalar,
yang menjalankan proses pemahaman dan menjalankan penarikan kesimpulan .
d.
Definisi
(takrif) yang membuat batasan tentang lambang sebagai abstraksi ujud.
e.
Asumsi,
menjadi latar belakang hipotesis dan mengisi hipotesis dengan suatu implikasi
tertentu.
Dari kelima unsur penelitian diatas
menjadi urutan pertama karena akan
mempertajam daya analisis para peneliti/mahasiswa dan meningkatkan
pengertian terhadap penelitian dan kegiatan-kegiatan ilmiah lain. Dan bagi orang
yang mempelajari metodologi penelitian akan dapat mengungkap setetes kebenaran
yang tertimbun dengan rapat oleh segudang kesalahan, atau membongkar sebercak
kesalahan yang tertutup tumpukan kebenaran.[8]
C. Penelitian Ilmiah
Karya ilmiah terdiri dari dua kata
yaitu “karya” artinya kerja, berbuat: dan “ilmiah” artinya bersifat ilmu.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Seseorang yang telah memiliki
suatu pengetahuan dituntut untuk memiliki sifat terbuka, jujur, teliti, kritis,
tidak mudah percaya tanpa adanya bukti, tidak cepat putus asa, tidak cepat puas
dengan hasil yang didapat.
Setiap karya ilmiah harus mengandung
kebenaran ilmiah, yakni kebenaran yang tidak hanya didasarkan rasio, tetapi
dibuktikan secara empiris. Rasionalisme dari empirisme inilah yang menjadi
tumpuan berfikir manusia. Rasionalisme mengandalkan kemampuan otak atau rasio
penalaran, sedangkan empirisme mengandalkan bukti-bukti yang nyata.
Penggabungan kedua cara tersebut yakni berfikir rasional dan berfikir empiris,
adalah berfikir ilmiah.[9]
Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh
kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.[10]
penelitian ilmiah dan karya ilmiah merupakan
rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Berfikir ilmiah adalah landasan atau kerangka
berfikir penelitian ilmiah. Dengan kata lain penelitian ilmiah adalah
operasionalisasi dari berfikir ilmiah sedangkan karya ilmiah adalah hasil atau
produk dari penelitian ilmiah.[11]
Secara umum menurut J.J.J.M. Wuisman (1991) dalam
konteks ini, ada lima segi proses penelitian yang penting untuk dipaparkan
yaitu
a. Penelitian ilmiah adalah proses perubahan gagasan yang berkesinambungan
b. Penelitian ilmiah dimulai dari gagasan tertentu
c.
Perubahan gagasan melalui pengujian pada
keterangan yang baru, keterangan ini mengenai kondisi empiris
d. Gagasan baru mampu menerangkan semua keterangan yang dihadapkan padanya
secara menyeluruh
Metode penelitian ilmiah bermaksud menerangkan
proses pengembangan ilmu pengetahuan. Guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang
memungkinkan pemecahan masalah praktis tertentu, teori ilmu pengetahuan perlu
diterapkan dalam bentuk proses penelitian empiris. Proses penelitian empiris meliputi bermacam-macam metode dan
teknik yang dikerjakandalam urutan waktu tertentu. Secara garis besar proses
penelitian ilmiah sebagai berikut:
1. Perumusn masalah
2.
Pembuatan teori
3.
Operasionalisasi konsep
4.
Pengumpulan dan pengolahan data
5.
Analisis data
6.
Interpretasi dan generalisasi data
7.
Pengolahan penelitian ilmiah
8.
Perumusan usulan penelitian
9.
Pembuatan rencana kerja
10.
Pembimbingan pekerjaan lapangan
11. pelaporan[12]
PENUTUP
Kesimpulan
A. Perbedaan Pengertian Metode dan Metodologi Penelitian
Metode penelitian ialah strategi umu yang dianut dalam
pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang
dihadapi. Metodologi penelitian membahas konsep teoretik berbagai metode,
kelebihan dan kelemahannya, yang dalam karya dilanjutkan dengan pemilihan
metoda yang digunakan. Sedangkan, metode penelitian mengemukakan secara teknis
tentang metoda-metoda yang digunakan dalam penelitiannya.
B. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian
Masa ini merupakan masa dimana metodologi penelitian
telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Proses menemukan solusi atau penarikan kesimpulan dari suatu persoalan yang
dihadapi telah dilakukan menurut cara-cara tertentu, yang sesuai dengan
kaidah-kaidah keilmuan, sehingga ilmu pengetahuan yang lahir pada masa ini
dapat dijadikan dasar dalam menuntut kehidupan. Ilmu pengetahuan berkembang
semakin maju sejalan dengan kemampuan manusia dalam mempelajari sebab akibat peristiwa
di alam semesta, yang sejalan dengan fenomena-fenomena yang terjadi
disekitarnya
C. Penelitian Ilmiah
penelitian ilmiah dan karya ilmiah merupakan rangkaian
kegiatan yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Berfikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berfikir penelitian
ilmiah. Dengan kata lain penelitian ilmiah adalah operasionalisasi dari
berfikir ilmiah sedangkan karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian
ilmiah. Secara garis besar proses penelitian ilmiah sebagai berikut:
perumusn masalah,
pembuatan teori, operasionalisasi konsep, pengumpulan dan pengolahan data,
analisis data, interpretasi dan generalisasi data, pengolahan penelitian
ilmiah, perumusan usulan penelitian, pembuatan rencana kerja, pembimbingan
pekerjaan lapangan, pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Ary,
Donald, dkk., Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional,
2006.
Narbuko,
Choliddan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010.
Muhadjir,
Neong. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Posivitiftik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi teks dan
Penelitian Agama. Yogyakarta: PT Bayu Indra Grafika, 1998.
Teguh,
Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001.
Damanuri,
Aji. Metodologi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: STAIN Po Press, 2010.
Bagoes
Mantra, Ida. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Saebani,
Beni Ahmad. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
fathoni,
Abdurrahmat. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2008.
Zuriah,
Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006.
[1] Husaini Usman
dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), 41.
[2] Donald Ary,
Dkk., Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,
2006) , 50.
[3] Cholid Narbuko
dan Abu Achmadi, Metodologi
Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 1.
[4] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, Dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks Dan
Penelitian Agama (Yogyakarta: PT. Bayu Indra Grafika, 1998), 3-4.
[5] Muhammad Teguh,
Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2001), 4-5.
[6] Aji Damanuri, Metodologi
Penelitian Mu’amalah (Ponorogo: Stain Po Press, 2010), 104.
[7] Cholid Narbuko
dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, 38.
[8] Ida Bagoes
Mantra, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), 5-7.
[9] Beni Ahmad
Saebani, Metode Penelitian Hukum (Bandung: Pustaka Setia, 2008),
109-110.
[10] Abdurrahmat fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 5.
[11] Beni Ahmad
Saebani, Metode Penelitian Hukum, 115.
[12] Nurul Zuriah, Metodologi
Penelitian Sosial Dan Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 4-9.
0 komentar :
Posting Komentar